KATA PENGANTAR
Puji sukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
Makalah ini
di menyajikan rangkuman materi tentang “ CANDI BOROBUDUR “. Borobudur adalah salah satu dari 7
keajaiban dunia, yang dimiliki oleh negara kita Indonesia, yang merupakan
warisan dari sejarah bangsa Indonesia.
Kami tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada orang-oarang yang ikut membantu terutama
orang tua dalam segi materi dan pada guru yang telah membimbing kami.
Dan juga
kami mohon ma’af sebesar-besarnya karena sebaik-baiknya kami mengerjakan
makalah ini pasti ada kesalahan tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin.
Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfa’at bagi orang yang membaca khususnya kami yang
mwmbuatnya. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………….
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….
1.2 Permasalahan ……………………………………………………………
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….
1.4 Metode Penelitian ………………………………………………………
1.5 Kegunaan Penelitian ……………………………………………………
BAB II SEJARAH BERDIRINYA CANDI
BOROBUDUR …………....
2.1 Pengertian Candi Borobudur ……………………………………………
2.2 Sejarah Candi Borobudur ……………………………………………….
2.3 Usaha Penemuan dan Penyelamatan Candi Borobudur …………………
BAB III PENGEMBANGAN PARIWISATA
CANDI BOROBUDUR ..
3.1 Tahapan Borobudur Dari Masa ke Masa ……………………………….
3.2 Peranan Candi Borobudur Dalam Menunjang Pembangunan ………….
3.3 Pengembangan Candi Borobudur ………………………………………
3.4 Pendapatan Pariwisata Candi Borobudur ……………………………….
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………..
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………….
4.2 Saran ……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Siapa tak
kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha
di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk
dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural
maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati.
Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram
Kuno, keturunan Wangsa Syailendra.
Berdasarkan
prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan
bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824,
hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut
beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara
beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat
tinggi.Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat.
Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena
tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan.
1.2
Permasalahan
Agar
pembahasan sesuai dengan yang di inginkan penulis dapat tercapai dengan tepat
dan benar maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Pengertian Candi Borobudur ?
b. Bagaimana Sejarah Candi Borobudur ?
c. Apa Usaha penemuan dan penyelamatan
Candi Borobudur ?
d. Bagaimana Tahapan Borobudur dari
masa ke masa ?
e. Bagaimana peranan Borobudur ?
f.
Bagaimana
Pengembangan Candi Borobudur ?
1.3
Tujuan Penelitian
Dengan di
buatnya karya tulis ini, penulis mempunyai tujuan pokok yang ingin di capai
adalah sebagai berikut:
a.
Untuk
mengetahui dan menghayati sejarah berdirinya Candi Borobudur
b.
Sebagai
siswa harus tahu latar belakang di dirikannya Candi Borobudur
c.
Untuk
mengetahui makna dan arti yang terkandung dalam komplek bangunan Candi
Borobudur
d.
Mengetahui
peranan Candi Borobudur sebagai objek Wisata
1.4
Metode Penelitian
Sumber –
Sumber bahasan yang di gunakan untuk pembuatan karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
a.
Metode
Deskriptif: yaitu Metode yang menggambarkan masalah yang ada pada masa sekarang
b.
Metode
Biografi: Yaitu metode dengan cara meneliti batu – batu majalah dan media
lainya
c.
Metode
Observasi: yaitu penulis terjun langsung ke lapangan untuk penelitian agar
mudah mendapat data – data
d.
Dan
informasi dari beberapa tokoh masyarakat di sekitar Candi Borobudur
1.5
Kegunaan Penelitian
Adapun
kegunaan dari penelitian ini adalah :
a.
Mendapat
berbagai macam informasi serta pengetahuan tentang Candi Borobudur
b.
Dapat
menjaga dan lebih mengenal hasil warisan
budaya Indonesia dan
c.
Mengetahui
adanya hubungan ketertarikan wisatawan dan kelestarian lingkungan sekitar candi
d.
Serta
untuk melatih diri membuat karya tulis yang baik dan benar.
BAB II
SEJARAH BERDIRINYA CANDI BOROBUDUR
2.1
Pengertian Candi Borobudur
Candi
Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja.
Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir. Luas bangunan Candi
Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan
batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu
secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.
Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang
merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel
masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang
lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6
berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat
di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari
permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang
tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir.
Menurut
hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine
Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman
Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada
zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya sekaligus
tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas semakin
kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug Leuwiliang Bogor Jawa
Barat. Bangunan serupa juga terdapat di Candi Sukuh di dekat Solo, juga Candi
Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti
susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa.
Berbeda
dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi
Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa
kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun,
termasuk di India. Dan itulah salah satu kelebihan Candi Borobudur yang
merupakan kekhasan arsitektur Budhis di Indonesia.
Melihat
kemegahan bangunan Candi Borobudur saat ini dan candi-candi lainnya di
Indonesia telah memberikan pengetahuan yang besar tentang peradaban bangsa
Indonesia. Berbagai ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi
Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp. Kita patut menghargai
usaha-usahanya mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam
membangun kembali candi ini.
Sampai saat
ini ada beberapa hal yang masih menjadi bahan misteri seputar berdirinya Candi
Borobudur, misalnya dalam hal susunan batu, cara mengangkut batu dari daerah
asal sampai ke tempat tujuan, apakah batu-batu itu sudah dalam ukuran yang
dikehendaki atau masih berupa bentuk asli batu gunung, berapa lama proses
pemotongan batu-batu itu sampai pada ukuran yang dikehendaki, bagaimana cara
menaikan batu-batu itu dari dasar halaman candi sampai ke puncak, alat derek
apakah yang dipergunakan? Mengingat pada masa itu belum ada gambar biru (blue
print), lalu dengan sarana apakah mereka itu kalau hendak merundingkan
langkah-langkah pengerjaan yang harus dilakukan, dalam hal gambar relief,
apakah batu-batu itu sesudah bergambar lalu dipasang, atau batu dalam keadaan
polos baru dipahat untuk digambar. Dan mulai dari bagian mana gambar itu
dipahat, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas? Dan masih banyak lagi
misteri yang belum terungkap secara ilmu pengetahuan, terutama tentang
ditemukannya ruang pada stupa induk candi.
2.2
Sejarah Candi Borobudur
Candi
Borobudur dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi atau abad ke 9 . Borobudur
dibangun oleh pengikut Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Dinasti Dinasti.
Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti dinasti. Pendiri Candi Borobudur,
Raja Samaratungga dari atau dinasti dinasti dinasti. Kemungkinan candi ini
dibangun sekitar 824 AD dan selesai sekitar 900 Masehi pada masa pemerintahan
Ratu Pramudawardhani putri Samaratungga. Sementara arsitek yang membantu
membangun candi ini untuk cerita turun-temurun bernama Gunadharma.
Borobudur
kata-kata sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir
Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, yang
memberikan nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis bahwa orang tua yang
memberikan nama ini Candi Borobudur. Hanya satu dokumen tertua yang menunjukkan
adanya candi ini Nagarakretagama buku yang ditulis oleh MPU tahun 1365 Prapanca
Buku tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat untuk meditasi
Buddhis.
Arti dari
"biara di pegunungan" nama Borobudur yang berasal dari kata
"bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (bukit atau tanah
tinggi) di sansekerta. Oleh karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka
tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadah Buddha.
Candi ini
selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Jadi, karena letusan gunung berapi,
menutupi sebagian besar bangunan Borobudur tanah vulkanik. Selain itu, bangunan
juga ditutupi dengan berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad.
Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan dalam waktu Islam datang ke
Indonesia sekitar abad ke-15.
Pada tahun
1814, ketika Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar
tentang penemuan benda arkeologi besar di desa Bumisegoro Kabupaten Magelang.
Karena minat yang besar dalam sejarah Jawa, dan kemudian segera memerintahkan
Raffles HC Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi
penemuan itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius
dibantu oleh sekitar 200 orang jatuh pepohonan dan menyingkirkan semak yang
menutupi bangunan raksasa. Karena bangunan sudah rapuh dan bisa runtuh,
kemudian melaporkan kepada Kornelius penemuan Raffles berisi beberapa gambar.
Sejak penemuannya, adalah Raffles bernama pria yang memulai pemugaran Candi
Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh kawasan candi
telah digali. Candi ini diadakan kembali di era kolonial Belanda.
Setelah
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1956 Pemerintah Indonesia meminta bantuan dari
UNESCO untuk memeriksa kerusakan Borobudur. Jadi, pada tahun 1963. Dari
keputusan Pemerintah Indonesia resmi untuk melaksanakan pemugaran Candi
Borobudur oleh UNESCO ini namun dipulihkan hanya benar-benar mulai terjadi pada
tanggal 10 Agustus 1973. Proses renovasi baru selesai pada tahun 1984. Sejak
tahun 1991, ditunjuk Borobudur sebagai Dunia atau World Heritage Site oleh
UNESCO.
2.3
Usaha Penemuan dan Penyelamatan
Candi
Borobudur
yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggidi antara dataran rendah di
sekelilingnya Tidak akan pernah mamasuk akal mereka melihat karya seni terbesar
yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi
bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan
Memang
demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup
lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan
pada proses kehancuran. Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan
sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika
pekerja menghiasi / membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu di
bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 –
an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan
kebudayaan jawa bergeser ke timur
Demikian
karena terbengkalai tak terurus maka lama – lama di sana – sini tumbuh macam –
macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya.
Pada kira – kira abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan.
Baru pada
tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul
dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral Inggris,
ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M – 1816 M.
Pada tahun
1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang pemandangan
oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karen begitu tertariknya terhadap
Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut, puing –puing
yang masih menutupi candi di sigkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong
dari bangunan candi di singkirkan semua shingga candi lebih baik di bandingkan
sebelumnya.
Semenjak
Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali
bangunan Candi Borobudur mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan
serta pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya. Pemugaran Candi
Borobudur yang pertam kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah
pimpinan Th Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan –
kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun banyak
bagian tembok atau dinding – dinding terutam tingkat tiga dari bawah sebelah
Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat
mengkhawatirkan bagi para pengunjungmaupun bangunannya sendiri namun pekerjaan
Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat dsi selamatkan dari
kerusakan yang lebih besar.
Mengenai
gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah
mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun –
tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak
langsung telah menutupi adan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat
merusak bangunan Candi Borobudur, Van Erp berpendapat miring dan meleseknya
dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu,
Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak
tahun 1960 M pendapat Tn Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan
ada kerusakan yang lebih parah.
BAB III
PENGEMBANGAN PARIWISATA CANDI BOROBUDUR
3.1
Tahapan Borobudur dari Masa ke Masa
Setelah
pemugaran besar-besaran pada 1973 yang didukung oleh UNESCO. Borobudur kembali
menjadi pusat keagamaan dan ziarah agama Buddha. Sekali setahun pada saat bulan
purnama sekitar bulan Mei atau Juni, umat Buddha di Indonesia memperingati hari
suci Waisak, hari yang memperingati kelahiran, wafat, dan terutama peristiwa
pencerahan Siddhartha Gautama yang mencapai tingkat kebijaksanaan tertinggi
menjadi Buddha Shakyamuni. Waisak adalah hari libur nasional di Indonesia dan
upacara peringatan dippusatkan di tiga candi Buddha utama dengan ritual
berjalan dari Candi Mendut menuju Candi Pawon dan prosesi berakhir di Candi
Borobudur.
Pada 21
Januari 1985, sembilan stupa rusak parah akibat sembilan bom. Pada 1991 seorang
penceramah muslim beraliran ekstrem yang tunanetra, Husein Ali Al Habsyie,
dihukum penjara seumur hidup karena berperan sebagai otak serangkaian serangan
bom pada pertengahan dekade 1980-an, termasuk serangan atas Candi Borobudur.
Dua anggota kelompok ekstrem sayap kanan djatuhi hukuman 20 tahun penjara pada
tahun 1986 dan seorang lainnya menerima hukuman 13 tahun penjara. Sendratari
"Mahakarya Borobudur" digelar di Borobudur
Monumen ini
adalah obyek wisata tunggal yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Pada
1974 sebanyak 260.000 wisatawan yang 36.000 diantaranya adalah wisatawan
mancanegara telah mengunjungi monumen ini. Angka ini meningkat hingga mencapai
2,5 juta pengunjung setiap tahunnya (80% adalah wisatawan domestik) pada
pertengahan 1990-an, sebelum Krisis finansial Asia 1997. Akan tetapi
pembangunan pariwisata dikritik tidak melibatkan masyarakat setempat sehingga
beberapa konflik lokal kerap terjadi. Pada 2003, penduduk dan wirausaha skala
kecil di sekitar Borobudur menggelar pertemuan dan protes dengan pembacaan
puisi, menolak rencana pemerintah provinsi yang berencana membangun kompleks
mal berlantai tiga yang disebut 'Java World'. Upaya masyarakat setempat untuk
mendapatkan penghidupan dari sektor pariwisata Borobudur telah meningkatkan
jumlah usaha kecil di sekitar Borobudur. Akan tetapi usaha mereka untuk mencari
nafkah seringkali malah mengganggu kenyamanan pengunjung. Misalnya pedagang
cenderamata asongan yang mengganggu dengan bersikeras menjual dagangannya;
meluasnya lapak-lapak pasar cenderamata sehingga saat hendak keluar kompleks
candi, pengunjung malah digiring berjalan jauh memutar memasuki labirin pasar
cenderamata. Jika tidak tertata maka semua ini membuat kompleks candi Borobudur
semakin semrawut.
Pada 27 Mei
2006, gempa berkekuatan 6,2 skala mengguncang pesisir selatan Jawa Tengah.
Bencana alam ini menghancurkan kawasan dengan korban terbanyak di Yogyakarta,
akan tetapi Borobudur tetap utuh.
Pada 28
Agustus 2006 simposium bertajuk Trail of Civilizations (jejak peradaban)
digelar di Borobudur atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah dan Kementerian
Pariwisata dan Kebudayaan, juga hadir perwakilan UNESCO dan negara-negara
mayoritas Buddha di Asia Tenggara, seperti Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam,
dan Kamboja. Puncak acara ini adalah pagelaran sendratari kolosal
"Mahakarya Borobudur" di depan Candi Borobudur. Tarian ini diciptakan
dengan berdasarkan gaya tari tradisional Jawa, musik gamelan, dan busananya,
menceritakan tentang sejarah pembangunan Borobudur. Setelah simposium ini,
sendratari Mahakarya Borobudur kembali dipergelarkan beberapa kali, khususnya
menjelang peringatan Waisak yang biasanya turut dihadiri Presiden Republik
Indonesia. Batu peringatan pemugaran candi Borobudur dengan bantuan UNESCO
UNESCO
mengidentifikasi tiga permasalahan penting dalam upaya pelestarian Borobudur:
vandalisme atau pengrusakan oleh pengunjung; erosi tanah di bagian tenggara
situs; analisis dan pengembalian bagian-bagian yang hilang. Tanah yang gembur,
beberapa kali gempa bumi, dan hujan lebat dapat menggoyahkan struktur bangunan
ini.
Gempa bumi
adalah faktor yang paling parah, karena tidak saja batuan dapat jatuh dan
pelengkung ambruk, tanah sendiri bergerak bergelombang yang dapat merusak
struktur bangunan. Meningkatnya popularitas stupa menarik banyak pengunjung
yang kebanyakan adalah warga Indonesia. Meskipun terdapat banyak papan
peringatan untuk tidak menyentuh apapun, pengumandangan peringatan melalui
pengeras suara dan adanya penjaga, vandalisme berupa pengrusakan dan
pencorat-coretan relief dan arca sering terjadi, hal ini jelas merusak situs
ini. Pada 2009, tidak ada sistem untuk membatasi jumlah wisatawan yang boleh
berkunjung per hari, atau menerapkan tiap kunjungan harus didampingi pemandu
agar pengunjung selalu dalam pengawasan.
3.2
Peranan Borobudur Dalam Menunjang
Pembangunan
Bentuk
bangunan candi Borobudur merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia
dan kebudayaan India. Penyebaran kebudayaan di candi Borobudur menghasilkan
Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua
kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur
kebudayaan asli. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga
membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua
kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat
berbeda dengan kebudayaan asli.
Masuknya
pengaruh kebudayaan Budha dari candi Borobudur tidak mengakibatkan konflik di
masyarakat, melainkan memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Dan
pengaruh kebudayaan dari candi Borobudur juga tidak mengakibatkan hilangnya
unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Kalau kita
lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak
atau semacam piramida dan sebuah stupa. Hal tersebut merupakan salah satu
kelebihan candi Borobudur yang merupakan ciri khas arsitektur candi Borobudur.
Candi Borobudur mempunyai bangunan-bangunan yang khas, seperti stupa, relief,
patung Budha, dan lain-lain, yang mengakibatkan terciptanya keanekaragaman
bangunan yang ada di candi Borobudur sehingga memiliki nilai seni yang sangat
tinggi dan memberi simbol bahwa candi Borobudur menampung khasanah seni budaya
di Indonesia. Sehingga candi Borobudur memiliki peranan dalam memajukan
khasanah budaya di Indonesia.
3.3
Pengembangan Candi Borobudur
Pengembangan
Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan
pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur
karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga
muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya
mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi
Arkeologi ( TA )
Teknologi
Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu Candi Borobudur
sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu
yang sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi
semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang
bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan
bangunan di tangani oleh kontraktor ( PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND
DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE ).
Bagian –
bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat
tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur
serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada
tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai
sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.
Prasasti
peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat
besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap
ke timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang
ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi
Borobudur.
3.4
Pendapatan Pariwisata Candi
Borobudur
PT Taman
Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko, BUMN yang dipercaya
mengelola ketiga candi di Jateng dan DIY, pesimistis target pendapatan
Borobudur dan Prambanan tahun ini tercapai.
Menurut
Direktur Pemasaran PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko,
Agus H. Canny seperti yang dikutip dari bisnis.com mengatakan untuk 2011
pemasukan targetnya Rp140 miliar dengan
laba Rp30 miliar. Diperkirakan target tak terpenuhi, hanya sekitar 60-70% saja.
“Sepanjang
tahun lalu jumlah pengunjung kedua candi tersebut mencapai 4 juta orang dengan
jumlah terbesar, mencapai 60% ke Borobudur di Magelang, Jateng dan 40% ke Prambanan
di Yogyakarta,” ujarnya.
Dikatakan,
dari jumlah pengunjung tersebut itu pendapatan total PT Taman Wisata Candi
Borobudur, Prambanan & Ratu Boko mencapai Rp120 miliar dengan laba sekitar
20 miliar. Meski demikian kontribusi penghasilan terbesar justru didapat dari wisatawan lokal
yang mencapai 60% sementara wisatawan asing hanya 40%.
“Rendahnya
kunjungan wisatawan asing disebabkan rendahnya pengetahuan warga dunia atas Borobudur
dan Prambanan. Manajemen malah mendapati biro wisata di sejumlah negara di Asia
mengatakan Borobudur berada di Thailand,” katanya.
Berdasarkan
survey yang dilakukan saat kunjungan manajemen ke sejumlah negara Asia,
banyak tour guide belum tahun tentang
Candi Borobudur, bahkan saat berkunjung ke India dan Korea, tidak ada satupun
yang tahu.
"Saat
di Malaysia hanya sekitar 5% yang tahu, demikian juga di Jepang. Thailand hanya
diketahui 3% saja. Ketidaktahuan tour guide
mengenai Candi Borobudur memang membuat kunjungan wisatawan dari negara
tetangga tersebut sangat minim sekali. Yang menarik candi kebanggan masyarakat
Indonesia justru lebih banyak didatangi masyarakat Eropa,” ungkapnya.
Ditambahkannya,
dari 400 ribu kunjungan turis justru didominasi warga negara Belanda, Perancis,
Jerman, lalu disusul Malaysia dan Singapura. Untuk itu perlu tanggungjawab
semua pihak untuk lebih mengenalkan Candi Borobudur ke masyarakat asing.
Agus
mencatat kunjungan wisatawan ke Borobudur per hari mencapai 10.000 orang yang
akan meningkat hingga 18.000 pada saat musim libur panjang sekolah dan Lebaran
sementara jika sepi kunjungan ke Borobudur hanya mencapai 3.000-4.000 orang.
Tiket masuk Borobudur untuk wisatawan asing dipatok US$ 14-15, sedangkan
wisatawan lokal hanya Rp25.000.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari semua
masalah tentang sejarah brdirinya Candi Borobudur ini ternyata dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut:
Waktu
didirikannya Candi Borobudur tidaklah dapat diketahui dengan pasti namun suatu
perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas
pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf
sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal
abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi
Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M.
Borobudur
terletak di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang yang letaknya sebelah
selatan + 15 km sebelah selatan kota Magelang dataran kedu yang berbukit hampir
seluruhnya di kelilingi pegunungan, pegunungan yang mengelilingi Candi
Borobudur di antaranya di sebelah timur terdapat Gunung Merbabu dan Gunung
Merapi Barat, Laut Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.
Nama
Borobudur berasal dari gabungan kata Boro dan Budur, Boro berasal dari kata
Sangsekerta berarti “ Vihara” yang berarti komplek Candi dan Bihara atau juga
asrama ( Menurut Purwacaraka Dan Stuten Herm ) sedangkan Budur dalam bahasa
Bali “ Bedudur” yang artinya di Atas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau
bahasa ( Komplek Candi ) yang terletak di atas bukit
4.2
Saran
Dari
pembuatan karya tulis ini penulis akan menyajikan beberapa saran diantaranya:
a.
Kita
sebagai generasi muda harus menadi generasi penerus bangsa dengan cara giat
belajar dan berlatih supaya menjadi siswa – siswi yang terampil dan bertaqwa
b.
Kita
sebagai warga negara harus menjaga dan melestarikan bdaya bangsa dengan
memelihara tempat – tempat bersejarah sebagai peninggalan nenek moyang kita
c.
Penulis
berharap dengan berkembangnya kebudayaan barat di harapkan pada rekan generasi
muda mampu memilih dan menilia budaya yang masuk dan berusaha mempertahankan
kebudayaan bangsa sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Http://blog.inginbahagia.com/sejarah-berdirinya-candi-borobudur-di-indonesia.html
2.
Http://id.shvoong.com/travel/outdoors/2148856-sejarah-candi-borobudur/#ixzz1dmx0ffka
3.
Http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-sejarah-tentang-candi-borobudur.htmlhttp://legeerook.com/21p6
>
0 komentar:
Posting Komentar