MOTTO
1. Hari ini setidaknya sedikit lebih baik dari hari kemarin. ( penulis)
- Berbuat Sedikit lebih baik dari pada hanya bicara. (penulis)
- Mengoreksi diri adalah modal sebuah tindakan ( LKS Sosiologi)
4. Jangan
pernah menganggap belajar sebagai suatu kewajiban, tetapi anggaplah
belajar sebagai suatu kesempatan yang menyenangkan untuk membebaskan
diri dalam mempelajari keindahan alam dan kehidupan. Belajar adalah
untuk kebahagiaanmu sendiri dan akan memberikan keuntungan bagi masyarakat tempatmu bekerja nanti. (Albert Einstein)
5. Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh (HR Muslim)
6. Berani mengakui kesalahan, bertanggung jawab dan memperbaiki untuk lebih baik (Freedison)
7. Orang yang gampang bersedih akan sukar mencapai apa yang dicita-citakan. (Mahatma Gandhi)
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunianya kepada Penuls sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Laporan
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam rangka untuk
mengikuti UN dan US SMA tahun pelajaran 2011/2012.
Dalam laporan ini termuat sejarah mengenai Keberadaan Candi Prambanan
yang erat kaitannya dengan kejayaan Hindu di Pulau Jawa.
Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung tersusunya karya tulis ini. Dan semoga Karya Tulis ini
mendapat tanggapan yang positif dari pembaca. Karya tulis ini disusun
secara intensif dan pemaparan yang terdapat di dalamnya dirasa cukup
jelas dan lengkap. Namun Penulis menyadari bahwa karya tulis ini
belumlah sempurna. Kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan
untuk menuju kearah kesempurnaan itu. Harapan penulis semoga karya tulis
ini dapat brmanfaat dan dapat dijadikan sebagai khasanah ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Bandung,…………………2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
PENGESAHAN .......................................................................................ii
PERSEMBAHAN ...................................................................................iii
MOTTO .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Dasar penulisan............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
1.4 Metode Pengumpulan Data......................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 4
BAB III PEMBAHAAN
3.1Sejarah Singkat ............................................................................ 7
3.2 Deskripsi Baangunan .................................................................. 8
3.3 Candi Utama............................................................................... 10
3.3.1 Candi Siwa................................................................ 11
3.3.2 Candi Wisnu.............................................................. 16
3.3.3 Candi Brahma ........................................................... 18
3.4 Candi Pendamping ...................................................................... 19
3.4.1 Candi Nandi........................................................................ 19
3.4.2 Angsa ................................................................................. 20
3.4.2 Garuda ................................................................................ 20
3.4.3 Candi Apit............................................................................21
3.4.4 Candi Kelir ..........................................................................21
3.4.5 Candi Sudut........................................................................ 21
3.5 Perkembangan Pemugaran Candi Prambanan ..............................21
3.6 Etika Di Candi Prambanan ...........................................................23
3.7 Fasilitas di Kompleks Candi Prambanan..................................... 24
3.8 Lokasi Candi Prambanan ............................................................ 24
3.9 Candi-Candi Lain Di Sekitar Prambanan ....................................25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................ 29
4.2 Saran-saran ................................................................................. 30
Daftar Pustaka................................................................................................31
Lampiran........................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG KARYA TULIS
Candi
Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di Indonesia dan
merupakan salah satu situs kebanggaan yang dimiliki Indonesia baik
sebagai objek wisata maupun sarana keagamaan. Candi ini merupakan candi
yang bercorak Hindu sesuai dengan fakta sejarah yang ada. Candi ini
terbilang cukup unik dan menarik karena pada awalnya candi ini dibangun
tidak menggunakan semen atau perekat lainnya. Penulis merasa tertarik
untuk mempelajari dan akhirnya menyusunnya dalam bentuk sebuah karya
tulis
Karya
tulis ini ditulis berdasarkan hasil kunjungan ke Candi Prambanan yang
terletak di daerah Prambanan Sleman-Yogyakarta saat study tour. Dalam
penulisan karya tulis ini, penulis memiliki beberapa alasan yaitu
penulis secara langsung mengamati bentuk fisik candi Prambanan di
lapangan, mengemukakan sebab-sebab mengapa masalah yang dipersoaalkan
perlu diteliti dan ditulis. Adapun penyusunannya dilatar belakangi oleh :
1. Salah satu syarat untuk mengikuti ujian ujian sekolah (US) .
2. Bentuk pertanggung jawaban atas study tour yang dilaksanankan.
3. Program tahunan SMA..........
1.2 DASAR PENULISAN KARYA TULIS
Dasar penulisan laporan ini adalah :
a) Program pendidikan karya wisata SMA ...... tahun pelajaran ......
b) Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Sekolah (US)
1.3 TUJUAN PENULISAN
Karya
tulis yang berjudul laporan study tour ke candi prambanan ini ditulis
bukanlah tanpa tujuan, adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperluas wawasan penulis dan pembaca mengenai situs sejarah candi prambanan.
2. Memberikan gambaran umum mengenai candi prambanan serta perkembangannya.
3. Penyebaran informasi tentang upaya pelestarian Candi Prambanan.
4. Mengetahui sejarah tentang asal mula dibangunnya candi prambanan dan candi-candi disekitarnya
5. Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah melalui penelitian benda-benda bersejarah.
1.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode-metode penulisan. Adapun metode tersebut adalah :
a. Metode observasi
Yaitu
proses pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan lalu
mencatatnya dengan sistematis terhadap obyek. Oleh karena itu, penulis
menggunakan metode ini agar lebih jelas dan secara langsung dapat
mengetahui Candi Prambanan yang berada di Daerah Prambanan.
b. Metode study pustaka
Yaitu penulis membaca dan mengkaji buku-buku dan brosur yang membahas tentang candi prambanan.
c. Browsing internet
Yaitu mencari data-data terkait dengan candi prambanan di berbagai situs-situs web.
BAB II
LANDASAN TEORI
Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Namun demikian, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja. Banyak situs-situs purbakala lain dari masa Hindu-Buddha atau Klasik Indonesia, baik sebagai istana,
pemandian/petirtaan, gapura, dan sebagainya, disebut dengan istilah
candi. Candi juga berasal dari kata “Candika” yang berarti nama salah
satu Dewa kematian (Durga). Karenanya candi selalu dihubungkan dengan monumen untuk memuliakan Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati.
Sebuah candi tidaklah di bangin tanpa arti, melainkan terdapat
filosopi-filosopi yang menyertainya, seperti struktur, bentuk, dan lain
sebagainya. Suatu candi di masa lampau biasanya berfungsi dan digunakan
masyarakat dari latar belakang agamanya, yaitu Hindu-Saiwa, Budha Mahayana, Siwa Buddha dan Rsi.
Pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin
yaitu seniman yang membuat candi (arsitek zaman dahulu). Salah satu
bagian dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India
Selatan, yang tidak hanya berisi patokan-patokan membuat kuil beserta
seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota,
desa, benteng, penempatan kuil-kuil di kompleks kota/desa, dan lain sebagainya.
Beberapa ketentuan dari kitab selain Manasara namun sangat penting di
Indonesia adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya didirikan di dekat
air, baik air sungai (terutama di dekat pertemuan 2 buah sungai, danau,
laut, bahkan kalau tidak ada harus dibuat kolam buatan atau meletakkan
sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan suci tersebut.
Selain di dekat air, tempat terbaik mendirikan sebuah candi yaitu di
puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, di lembah, dsb. Seperti kita
ketahui, candi-candi pada umumnya didirikan di dekat sungai, bahkan
candi Borobudur terletak di dekat pertemuan sungai Opak dan sungai
Progo.
Candi
Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, kurang lebih
17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan
Kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya
Yogya-Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari
kawasan wisata yang yang terletak pada ketinggian 154 m di atas
permukaan laut ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman. sedangkan
sebagian lagi masuk dalam wilayah Klaten. Secara administratif kompleks
candi ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Masyarakat menyebut candi ini dengan nama candi
Larajonggrang, suatu sebutan yang sebenarnya keliru. Rara dalam bahasa
Jawa untuk menyebut anak gadis. Dalam cerita rakyat, Rara Jonggrang
dikenal sebagai putri Prabhu Ratubaka yang namanya diabadikan sebagai
nama peninggalan kompleks bangunan di perbukitan Saragedug sebelah
selatan Candi Prambanan.
Candi
Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat
ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah
siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar
pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung
Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang
ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum
Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini
ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Gambar 2.1 Candi Prambanan
Pemugaran
Candi Prambanan memakan waktu yang sangat panjang, seakan tak pernah
selesai. Mulai dari awal ditemukannya hingga saat ini. Candi prambanan
merupakan tempat wisata yang memiliki fasilitas cukup lengkap. Hal
inilah yang menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 SEJARAH SINGKAT
Candi
Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti
Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama Pikatan pada candi ini
yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan
kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti
berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk
meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan
pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di
daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan
gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu
yang berserakan. Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun 2006, Usaha
pemugaran pun mulai dilakukan.
Pada
tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara
resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik
Indonesia Pertama.
Komplek
percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas
(Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah
terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar
terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi
utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan.
Deret
pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua
yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang
memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara
keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.
3.2 DESKRIPSI BANGUNAN
Denah
asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman
luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan
(pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan
areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk
bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar
batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya
merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat
bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.
Di
tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah
yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu
juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran
ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di
teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang
berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung
antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga
terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44
candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja.
Pelataran
dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang
dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi
empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras
teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar
batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa.
Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan
masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil,
berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 meter. Di
pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara
selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur.
Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah
Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga
terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut
candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi
nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya
terletak di hadapannya.
Candi
yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan
dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan
dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi
ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa,
Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah
dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan
selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling
berhadapan, yang disebut Candi Apit.
(a) (b)
Gambar 3.2.1 (a) Denah Candi Prambanan secara keseluruhan
(b) Denah candi utama
3.3 CANDI UTAMA
Candi
Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu,
Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam
kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi
utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu
Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.
Dalam
filosopi hindu, Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang
Widhi, sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara,
melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu:
a. Dewa
Brahma yang berfungsi sebagai pencipta/Utpathi, Sakti: Dewi Saraswati
yang merupakan dewi ilmu pengetahuan, Senjata: Busur, Simbol: A, Warna:
Merah.
b. Dewa
Wisnu berfungsi sebagai Pemelihara / Sthiti. Dalam menjalankan tugasnya
beliau dibanti oleh Dewi Laksmi atau Sri. Atribut atau Senjata dewa
Wisnu adalah Cakram dengan Simbol aksara U,Warna Hitam
c. Dewa Siwa
Berfungsi
sebagai Penghancur / Pralina yang memiliki kekuatau atau Sakti Dewi
Durga, Uma, dan Parwati. Dewa Siwa bersenjatakan Trisula Dengan Simbol M
dan Warna Panca Warna
Apabila simbol dari ketiga dewa tesebut digabungkan, maka akan menjadi AUM yang dibaca "OM" ( ॐ ) yang merupakan simbol suci agama Hindu. Inilah yang menjadi dasar candi prambanan.
3.3.1 Candi Siwa
Pada
saat ditemukan, Candi Siwa berada dalam kondisi rusak berat.
Pemugarannya memakan waktu yang cukup lama, yaitu dimulai pada tahun
1918 dan baru selesai pada tahun 1953. Dinamakan Candi Syiwa karena di
dalam candi ini terdapat Arca Siwa. Candi Siwa dikenal juga dengan nama
Candi Rara Jonggrang, karena dalam salah satu ruangannya terdapat Arca
Durga Mahisasuramardani, yang sering disebut sebagai Arca Rara
Jonggrang. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Candi
Siwa, yang terletak di tengah barisan barat, merupakan candi terbesar.
Denah dasarnya berbentuk bujur sangkar seluas 34 m2 dengan tinggi 47
meter.
Sepanjang
dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan dua macam hiasan yang
letaknya berselang-seling. Yang pertama adalah gambar seekor singa yang
berdiri di antara dua pohon kalpataru. Hiasan ini terdapat di semua sisi
kaki Candi Syiwa dan kelima candi besar lainnya. Pada dinding kaki di
sisi utara dan selatan Candi Syiwa, hiasan singa di atas diapit dengan
panil yang memuat pahatan sepasang binatang yang sedang berteduh di
bawah sebatang pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Berbagai
binatang yang digambarkan di sini, di antaranya: kera, merak, kijang,
kelinci, kambing, dan anjing. Di atas setiap pohon bertengger dua ekor
burung.
Pada
sisi-sisi lain dinding kaki candi, baik kaki Candi Syiwa maupun candi
besar lainnya, panil bergambar binatang ini diganti dengan panil ber
gambar kinara-kinari, sepasang burung berkepala manusia, yang juga
sedang berteduh di bawah pohon kalpataru.
Tangga
untuk naik ke permukaan batur terletak di sisi timur. Tangga atas ini
dilengkapi dengan pipi tangga yang dindingnya dihiasi dengan pahatan
sulur-suluran dan binatang. Pangkal pipi tangga dihiasi pahatan kepala
naga yang menganga lebar dengan sosok dewa dalam mulutnya. Di kiri dan
kanan tangga terdapat candi kecil yang beratap runcing dengan pahatan
Arca Siwa di keempat sisi tubuhnya. Di puncak tangga terdapat gapura
paduraksa menuju lorong di permukaan batur. Di atas ambang gapura
terdapat pahatan Kalamakara yang indah. Di balik gapura terdapat
sepasang candi kecil yang mempunyai relung di tubuhnya. Relung tersebut
berisi Arca Mahakala dan Nandiswara, dewa-dewa penjaga pintu.
Di
permukaan batur terdapat selasar selebar sekitar 1 m yang mengelilingi
tubuh candi. Selasar ini dilengkapi dengan pagar atau langkan, sehingga
bentuknya mirip sebuah lorong tanpa atap. Lorong berlangkan ini
berbelok-belok menyudut, membagi dinding candi menjadi 6 bagian. Sepanjang
dinding tubuh candi dihiasi deretan pahatan Arca Lokapala. Lokapala
adalah dewa-dewa penjaga arah mata angin, seperti Bayu, Indra, Baruna,
Agni dan Yama. Sepanjang sisi dalam dinding langkan terpahat relief
Ramayana. Cerita Ramayana ini dipahatkan searah jarum jam, dimulai dari
adegan Wisnu yang diminta turun ke bumi oleh para raja guna mengatasi
kekacuan yang diperbuat oleh Rahwana dan diakhiri dengan adegan
selesainya pembangunan jembatan melintas samudera menuju Negara Alengka.
Sambungan cerita Ramayana terdapat dinding dalam langkan Candi Brahma.
Di
atas dinding langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi
luar dinding langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di
atasnya. Dalam relung terdapat 2 motif pahatan yang ditampilkan
berselang-seling, yaitu gambar 3 orang yang berdiri sambil berpegangan
tangan dan 3 orang yang sedang memainkan berbagai jenis alat musik.
Pintu
masuk ke ruangan-ruangan dalam tubuh candi terdapat di teras yang lebih
tinggi lagi. Untuk mencapai teras atas, terdapat tangga di depan
masing-masing pintu ruangan. Dalam tubuh candi terdapat empat ruangan
yang mengelilingi ruangan utama yang
terletak di tengah tubuh candi. Jalan masuk ke ruangan utama adalah
melalui ruang yang menghadap ke timur. Ruangan ini ruangan kosong tanpa
arca atau hiasan apapun. Pintu masuk ke ruang utama letaknya segaris
dengan pintu masuk ke ruang timur. Ruang utama ini disebut Ruang Siwa
karena di tengah ruangan terdapat Arca Siwa Mahadewa, yaitu Siwa dalam
posisi berdiri di atas teratai dengan satu tangan terangkat di depan
dada dan tangan lain mendatar di depan perut. Arca Syiwa tersebut
terletak di atas umpak (landasan) setinggi sekitar 60 cm, berbentuk yoni
dengan saluran pembuangan air di sepanjang tepi permukaannya. Konon
Arca Syiwa ini menggambarkan Raja Balitung dari Mataram Hindu (898 - 910
M) yang dipuja sebagai Siwa.
Tidak
terdapat pintu penghubung antara Ruang Syiwa dengan ketiga ruang di
sisi lain. Ruang utara, barat, dan selatan memiliki pintu
sendiri-sendiri yang terletak tepat di depan tangga naik ke teras atas.
Dalam ruang utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini, yaitu Durga
sebagai dewi kematian, yang menggambarkan permaisuri Raja Balitung.
Durga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri di
atas Lembu Nandi menghadap ke Candi Wisnu. Satu tangan kanannya dalam
posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya
masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Satu tangan
kirinya memegang kepala Asura, raksasa kerdil yang berdiri di atas
kepala mahisa (lembu), sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur,
perisai dan bunga. Arca Durga ini oleh masyarakat sekitar disebut juga
Arca Rara Jonggrang, karena arca ini diyakini sebagai penjelmaan Rara
Jonggrang. Rara Jonggrang adalah putri raja dalam legenda setempat, yang
dikutuk menjadi arca oleh Bandung Bandawasa.
Dalam
ruang barat terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas
padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling
bertemu. Kedua telapak tangan menumpang di lutut dalam posisi tengadah,
sementara belalainya tertumpang dilengan kiri. Arca Ganesha ini
menggambarkan putra mahkota Raja Balitung. selempang di bahu menunjukkan
bahwa ia juga seorang panglima perang.
Dalam
ruang selatan terdapat Arca Agastya atau Siwa Mahaguru. Arca ini
meliliki postur tubuh agak gemuk dan berjenggot. Siwa Mahaguru
digambarkan dalam posisi berdiri menghadap ke Candi Brahma di selatan
dengan tangan kanan memegang tasbih sdan tangan kiri memegang sebuah
kendi. Di belakangnya, di sebelah kiri terdapat pengusir lalat dan di
sebelah kanan terdapat trisula. Konon Arca Siwa Mahaguru ini
menggambarkan seorang pendeta penasihat kerajaan.
Memasuki
candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda
akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa,
sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri
Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa).
3.3.2 Candi Wisnu
Candi
Wisnu terdapat di sebelah utara Candi Siwa. Tubuh candi berdiri di atas
batur yang membentuk selasar berlangkan. Tangga untuk naik ke permukaan
batur terletak di sisi timur. Di sepanjang dinding tubuh candi berderet
panil dengan pahatan yang menggambarkan Lokapala.
Sepanjang
dinding dalam langkan dihiasi seretan panil yang memuat relief
Krisnayana. Krisnayana adalah kisah kehidupan Krisna sejak ia dilahirkan
sampai ia berhasil menduduki tahta Kerajaaan Dwaraka. Di atas dinding
langkan berderet hiasan ratna. Di bawah ratna, pada sisi luar dinding
langkan, terdapat relung kecil dengan hiasan Kalamakara di atasnya.
Dalam relung terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu sebagai pendeta
yang sedang duduk dengan berbagai posisi tangan.
Di
Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, dipersembahkan
kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara. Candi Wisnu hanya
mempunyai 1 ruangan dengan satu pintu yang menghadap ke timur. Dalam
ruangan tersebut, terdapat Arca Wisnu dalam posisi berdiri di atas
'umpak' berbentuk yoni. Wisnu digambarkan sebagai dewa bertangan 4.
Tangan kanan belakang memegang Cakra (senjata Wisnu) sedangkan tangan
kiri memegang tiram. Tangan kanan depan memegang gada dan tangan kiri
memegang setangkai bunga teratai.
Gambar b1. Arca Dewa Wisnu
3.3.3 Candi Brahma
Candi
Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya
akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma. Luas dasarnya 20 meter
persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada,
berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya
sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih
yang satunnya lagi memegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya
menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah
mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin.
Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air.
Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh
selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah
ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.
Gambar c1. Arca Dewa Brahma
3.4 CANDI PENDAMPING
Setiap
candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat,
yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.
Selain tiga candi pendamping, juga terdapat candi penjaga. Berikut akan
diulas satu persatu.
3.4.2 Candi Nandi
Candi
ini mempunyai satu tangga masuk yang menghadap ke barat, yaitu ke Candi
Syiwa. Nandi adalah lembu suci tunggangan Dewa Syiwa. Jika dibandingkan
dengan Candi Garuda dan Candi Angsa yang berada di sebelah kanan dan
kirinya, Candi Nandi mempunyai bentuk yang sama, hanya ukurannya sedikit
lebih besar dan lebih tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur
setinggi sekitar 2 meter. Seperti yang terdapat di Candi Siwa, pada
dinding kaki terdapat dua motif pahatan yang letaknya berselang-seling.
Yang pertama merupakan gambar singa yang berdiri di antara dua pohon
kalpataru dan yang kedua merupakan gambar sepasang binatang yang
berteduh di bawah pohon kalpataru. Di atas pohon bertengger dua ekor
burung. Gambar-gambar semacam ini terdapat juga pada candi wahana
lainnya. Candi Nandi memiliki satu ruangan dalam tubuhnya. Tangga dan
pintu masuk ke ruangan terletak di sisi barat. Dalam ruangan terdapat
Arca Lembu Nandi, kendaraan Syiwa, dalam posisi berbaring menghadap ke
barat.
Gambar a1 Arca Nandi
Dalam
ruangan tersebut terdapat juga dua arca, yaitu Arca Surya (dewa
matahari) yang sedang berdiri di atas kereta yang ditarik oleh tujuh
ekor kuda dan Arca Candra (dewa bulan) yang sedang berdiri di atas
kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. Dinding ruangan tidak dihias
dan terdapat sebuah batu yang menonjol pada tiap sisi dinding yang
berfungsi sebagai tempat meletakkan lampu minyak. Dinding lorong di
sekeliling tubuhcandi juga polos tanpa hiasan pahatan.
3.4.3 Candi Angsa
Candi
ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2
dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang
angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.
3.4.4 Candi Garuda
Di
dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud
seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.
3.4.5 Candi Apit
Candi
Apit merupakan sepasang candi yang saling berhadapan. Letaknya,
masing-masing, di ujung selatan dan ujung utara lorong di antara kedua
barisan candi besar. Kedua candi ini berdenah bujur sangkar seluas 6 m2
dengan ketinggian 16 m. tubuh
candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m. Tidak terdapat
selasar di permukaan kaki candi. Masing-masing mempunyai satu tangga
menuju satu-satunya ruangan dalam tubuhnya. Hanya ada hal yang istimewa
tentang candi ini, ialah ketika candi ini sudah selesai di bangun
kembali, kelihatan sangat indah.
3.4.6 Candi Kelir
Luas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
3.4.7 Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.
3.5 PERKEMBANGAN PEMUGARAN CANDI PRAMBANAN
Candi
yang dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi ini mengalami beberapa
renovasi sejak tahun pembuatannya. Tidak lama setelah dibangun, candi
ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun
1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru
diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi,
menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau
dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila
minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi
kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi
oleh UNESCO mulai tahun 1991, berarti bahwa kompleks ini terlindung dan
memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan.
Gambar 3.5.1pemugaran candi prambanan
Pada
27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter
(sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2
pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini
menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada
penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks
Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma,beberapa kerusakan akibat gempa
27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki. Sejak tanggal 18 September
2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa
masuk ke dalam candi.
3.6 ETIKA DI CANDI PRAMBANAN
Untuk
menjaga kesakralran candi prambanan maka diterapkan aturan baru. Aturan
mewajibkan seluruh pengunjung candi prambanan memakai sarung batik dan
sandal bersol karet, terutama bagi yang bercelana pendek atau rok mini.
Aturan yang berlaku baik untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan
domestik mengenai sandal bersol karet untuk menjaga agar batu candi
tidak aus karena gesekan. Tahun ini pihak pengelola candi menggalakkan
berbagai program untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Pihak yang
menggalakkan program ini yaitu PT Taman Wisata Candi Borobudur dan Ratu
Boko (PT TWCBPRB) dan bertujuan karena candi itu sejatinya adalah tempat
ibadah, maka sebagai pengunjung kesopanan harus dijaga. Bersikaplah
yang sewajarnya dan jangan berbuat yang melanggar etika beringkah laku
seperti merusak areal percandian, mencoret candi, menaiki candi, dan
lain sebagainya.
3.7 FASILITAS DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN
Segala
informasi yang berkenaan dengan Candi Prambanan, berikut berbagai jenis
cindera mata, hingga buku-buku kepariwisataan dan potensi tujuan wisata
sekitar DIY atau Jateng, bisa wisatawan dapatkan di Pusat Penerangan
Candi Prambanan. Dan demi memudahkan wisatawan menikmati segala
keindahan, disediakan sebuah rangkaian Kereta Mini yang akan
mengelilingi kawasan Taman Wisata Candi Prambanan hingga ke Candi Sewu.
Selain
itu, kawasan Taman Wisata Candi Prambanan juga memiliki Arena Bermain
Anak-Anak yang sejuk dan nyaman, dimana sering digunakan sebagai tempat
lomba burung berkicau. Masyarakat umum juga dapat memanfaatkan Bumi
Perkemahan Rama Shinta yang tersedia di dalam kawasan untuk acara-acara
pertemuan, acara keluarga, ulang tahun, perpisahan sekolah maupun
resepsi pernikahan. Sebab di Bumi Perkemahan tersedia tempat parkir,
pendopo, toilet, kamar mandi dan lapangan olahraga yang dapat
dimanfaatkan. Bahkan disini juga tersdia penyewaan tenda, pengeras
suara, meja, kursi, lampu penerangan dan acara kesenian Reog.
3.8 LOKASI CANDI PRAMBANAN
Candi
Prambanan terletak persis di perbatasan provinsi daerah istimewa
yogyakarta dan provinsi jawa tengah. Letaknya kurang lebih 17 km ke arah
timur dari Kota Yogyakarta. Cndi Prambanan masuk kedalam dua wilayah,
yakni kecamatan prambanan kabupaten sleman Privinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan kecamatan prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Tengah. Kompleks Candi Prambanan berdiri 200 meter sebelah utara jalan
Yogyakarta. Sedangkan untuk pintu masuk taman wisata Candi Prambanan
dari arah sebelah timur.
3.9 CANDI-CANDI LAIN DI SEKITAR PRAMBANAN
1. Candi Lumbung, Brubah Dan Sewu
Ketiga candi budha ini tinggal reruntuhan kecuali candi sewu yang masih bias dinikmati keindahanya. Masih
di kawasan Candi Prambanan, kurang lebih 1 km di utara, wisatawan juga
dapat melihat komplek bangunan suci Candi Sewu. Agak berbeda dengan
Prambanan, Candi Sewu merupakan peninggalan kebudayaan Buddha kedua
terbesar setelah Borobudur. Berdasarkan prasasti dan data arsitekturnya,
Candi Sewu dibangun sekitar tahun 782 M–792 M, tepatnya pada masa
pemerintahan Rakai Panakaran dan Rakai Panaraban (seorang raja besar
Mataram kuno). Dan merajuk pada prasasti berangka tahun 714 C atau 792 M
yang ditemukan pada tahun 1960 disini, nama asli Candi Sewu adalah
Manjus’rigrha atau rumah Manjusri, yaitu salah satu Boddhisatwa dalam
agama Buddha.
2. Candi Plaosan
Candi
ini dibangun pada abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah
kepada permaisuri. Kelompok candi Plaosan utara terdiri atas 2 candi
induk, 58 parawa, 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan selatan hanya
berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing-masing
diatasnya berdiri atas untuk tempat tinggal pada pendeta budha dan
tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.
3. Candi Boko (Keraton Ratu Boko)
Letaknya
+ 3 km kearah selatan dari percandian prambanan, terdiri dari atas
bukit kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan
pemandangan alam yang permai disekitarnya bangunan ini sangat unik, dan
lebih mengesankan sebuah keratin. Diperkirakan Balaputera Dewa dari
denasti syailendra yang beragama budha. Mendirikanya pada pertengahan 9
masehi sebagai benteng pertahanan yang strategis terhadap Rakai Pikatan.
4. Candi Banyunibo
Candi
ini terletak + 200 m kearah tenggara dari candi Boko terdiri atas
sebuah lembah “Banyu berarti air” nibo berarti jatuh menetes yang
bermakna bagi lingkungan masyarakat Jawa. Candi budha ini didirikan pada
abad 9 masehi. Arca-arca bodhisatwa terpahat pada dinding luarnya
dinding ini dihias dengan indah Biara Budha yang dibangun pada + abad 8
Masehi ini terletak pada sisi kiri jalan raya Yogya – Solo, masuk + 500 m
ke arah utara. Bangunan ini merupakan kumpulan dari candi yang hilang.
5. Candi Kalasan
Peninggalan
agama tertua adalah candi ini didirikan oleh penangkaran, Raja kedua
dari kerajaan mataram kuno pada abad 8 masehi sebagai persembahan kepada
Dewi Tara Lengkung “Kalamakara dengan hiasan khayangan diatasanya
terdapat di pintu masuk begitu indah. Keindahan hiasan dan
relief-reliefnya disebabkan oleh penggunaan sejenis semen kuno
“Bajralepa” candi ini dianggap permata kesenian Jawa Tengah.
6. Candi Sambisari
Setelah
terpendam selama berabad-abad karena letusan gunung berapi pada bulan
juli 1966 ditemukan kembali secara kebetulan oleh seorang pentane yang
tengah mengerjakan sawahnya. Pada tahun 1986 telah selesai pugar
keunikanya ia terletak 6,5 m di
bawah permukaan tanah dan tidak mempunyai kaki candi yang sebenarnya.
Bangunan terdiri atas sebuah candi induk dan 3 candi pewarna yang tidak
bertubuh maupun berkaki. Pada sisi-sisi luar dinding candi induknya
terdapat relung-relung yang berisi
arca-arca. Didalam ruangannya terdapat Lingga dan Yoni, kedua aspek
dari siwa. Kesatuanya melambangkan totalitas dan kesuburan.
7. Candi Sari
“Sari”
berarti indah/cantik sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena
keindahannya yang menarik perhatian Ia dinamakan demikian karena puncak
atap berhias 9 stupa.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunianya penulis diberi kesempatan menyelesaikan
pembuatan laporan karya tulis tentang Candi Prambanan tanpa halangan
suatu apapun. Yang terletak persis di perbatasan Propinsi Jawa Tengah +
17 Km kea rah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan daerah
yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak wisatawan
asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah Istimewa
Yogyakarta terutama di candi Prambanan yang berdiri di sebelah timur
sungai Opak + 200 m sebelah utara Yogya – Solo.
Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat menyimpulkan :
1. Candi
prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan yang bukan saja
dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga dari sisi filosopi dan
sejarahnya.
2. Candi
Prambanan memiliki banyak sejarah sehingga banyak wisatawan mancanegara
yang datang untuk melihat secara langsung kemegahannya.
3. Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar di Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad ke-9.
4.2 SARAN-SARAN
Setelah
Penulis berkunjung ketempat rekreasi ini, penulis mempunyai sedikit
saran untuk tempat rekreasi yang menyenangkan antara lain :
1. Kunjungi
tempat-tempat bersejarah yang ada di daerah Yogyakarta agar dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejara-sejarah dan seni budaya
Indonesia.
2. Jagalah etika dalam berkunjung ke Candi Prambanan karena tempat tersebut sejatinya adalah tempat ibadah
3. Lestarikan
dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi Prambanan yang sebagai
peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya ini mampu
memaksimalkan potensi karena selain merupakan sumber penghasilan untuk
masyarakat sekitar Prambanan juga aset parawisata nasional Indonesia
penambah devisa Negara selain non-migas.
4. Sebaiknya
upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga dan melestarikan
Candi Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari segi
kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan .
5. Penulis mengharapkan kerapihan dan kebersihan di Candi Prambanan tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Candi di Indonesia. Candi Prambanan. http://candi.pnri.go.id/jawa _tengah_yogyakarta/prambanan/prambanan.htm. 29 januari 2012
Candi-candi di Jawa Tengah (2011). Candi Prambanan. (http://candidiy .tripod.com/prambanan.htm. 29 januari 2012
Djogjakarta (2008). Candi Prambanan. http://djogjakarta.blogdetik.com /hr/candi-prambanan/ 29 januari 2012.
Fariable (2011). Kompleks candi prambanan-candi Roro Jonggrang. http://fariable.blogspot.com/2011/01/kompleks-candi-prambanan-candi-roro.html. 29 januari 2012
Google (2012). Hasil penelusuran Gambar. http:// google.com. 29 januari 2012.
Srandilmandalagiri.blogspot.com (2011), Laporan Hasil Karya Tulis Ke Candi Prambanan. http://srandilmandalagiri.blogspot.com/2011/06/ laporan-hasil -karya-tulis- ke-candi.html, 29 januari 2012.
Suara Pembaharuan (2011). Banyak Rusak, Pemugaran Candi Prambanan Butuh waktu 8 Tahun. http://www.suarapembaruan.com/home/banyak-rusak-pemugaran- candi-prambanan-butuh-waktu-8-tahun/5843. 29 january 2012
Wisata Prambanan (2011) Candi Prambanan. Yogyakarta
>
0 komentar:
Posting Komentar