BAB I
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Alasan penyusun memilih judul laporan ke Museum Geologi Bandung sebagai berikut:
1. Obyek widya wisata yang kami kunjungi dan kami amati adalah Museum Geologi Bandung.
2. Penyusun ingin lebih mengenal tentang Museum Geologi Bandung.
3. Penyusun ingin memperluas ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan geologi.
B. Tujuan Penyusunan Laporan
1. Berlatih membuat laporan ilmiah.
2. Menambah pengalaman dan pengembangan bakat.
3. Membiasakan / menanamkan kebiasaan menulis dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
4. Memenuhi syarat kenaikan ke kelas IX (sembilan).
C. Metode Penyusunan Data
Dalam penyusunan laporan ini penulis / penyusun memperoleh data dengan beberapa metode antara lain :
1. Metode Observasi
Artinya penyusun langsung datang ke Museum Geologi Bandung dan memperoleh data dari karyawan Museum Geologi Bandung.
2. Metode interview
Yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab / wawancara yang berkaitan dengan obyek Museum Geologi Bandung.
3. Metoda Kepustakaan
Yaitu memperoleh data dengan jalan membaca buku-buku sebagai sumber acuan dalam penyusunan karya tulis.
D. Sistematika Laporan
Agar
para pembaca mudah memahami setiap kalimat dalam laporan ini, maka kami
susun laporan ini dalam tiga bab. Masing-masing bab masih terbagi dalam
sub bab. Hal ini bertujuan agar laporan tersusun secara urut dan rapi
serta memudahkan dalam memahami isi laporan.
Ketiga bab tersebut adalah :
BAB I : Pendahuluan
A. Alasan Pemilihan Judul
B. Tujuan Penyusunan Laporan
C. Metode Penyusunan Data
D. Sistematika Laporan
BAB II : Laporan
A. Sejarah Singkat Museum Geologi Bandung
B. Data Museum Geologi
C. Sejarah Singkat Kehidupan
D. Peragaan Gunung Berapi
BAB III : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Penutup
BAB II
LAPORAN
A. Sejarah Singkat Museum Geologi Bandung
Berdirinya
Museum Geologi sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan
Geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850 oleh "Dienst
Van Het Mijnwezen", yang berkedudukan di Bogor (1852-1866). Lembaga ini
kemudian pindah ke Jakarta (1866-1924) dan pada tahun 1924 pindah lagi
ke Bandung di Gedung Gouvernment Bedrijven.
Para ahli geologi sangat
erat kaitannya dalam dalam melaksanakan penyelidikan geologi diberbagai
daerah selalu membawa contoh mineral, batuan dan fosil untuk diteliti di
Laboratorium. Mulai tahun 1922 penyelidikan geologi semakin meningkat,
maka contoh batuan, mineral dikumpulkan dari berbagai wilayah Indonesia
semakin banyak. Berbagai contoh tersebut memerlukan banyak tempat khusus
untuk mendokumentasikannya, kemudian timbul suatu gagasan untuk
memperlihatkan koleksi tersebut kepada masyarakat luas. Akhirnya pada
tahun 1928 dibangun gedung yang diperuntukkan bagi laboratorium dan
museum di Remrandt Staart Bandung yang sekarang disebut Jalan Diponegoro
Bandung gedung ini dirancang dengan gaya arsitek ”art deco” oleh
arsitek Belanda Ir.H. Meralda Van Schouwenbrug. Pada 16 Mei 1929
bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik yang ke IV Museum
Geologi diresmikan dengan nama “Geologische Museum”. Peragaan pada waktu
itu sangatlah sederhana, dimana berbagai koleksi disimpan dalam lemari
kaca. Setiap koleksi dilengkapi label yang menginformasikan nomor dan
nama koleksi serta ditemukannya, juga kolektornya. Sistem peragaan
seperti itu relative tidak berubah sampai tahun 1998 namun pengunjung
tetap banyak dan jumlahnya terus meningkat. Agar Museum Geologi
meningkat pelayanannya mulai tahun 1993 disusun rencana pengembangan
atas kerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang
meliputi : renovasi gedung, pengembangan gedung pada system dokumentasi ,
koleksi pengembangan sistem penerangan , pengembangan system edukasi
dan pengembangan program penelitian.
Renovasi gedung dan pengembangan
peragaan yang pekerjaan fisiknya dimulai pada 2 November 1998 dapat
diselesaikan pada pertengahan Agustus 2000. Pada 22 Agustus 2000, Museum
Geologi diresmikan kembali pembukaannya oleh Megawati Soekarno Putri.
Dengan
adanya pengembangan ini luas bangunan menjadi 6000 m² dan diharapkan
Museum Geologi dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dan pengguna jasa
Museum Geologi lainnya.
B. Data Museum Geologi
Dalam
Museum Geologi terdapat beberapa ruangan peragaan yaitu 1 ruangan
orientasi dan 3 ruangan peragaan dan orientasi.Ruangan peragaan terdiri
dari :
1. Ruangan Peragaan Geologi Indonesia
2. Ruangan Peragaan Sejarah Indonesia
3. Ruangan Peragaan Geologi untuk kehidupan manusia
Pengaturan
dan rangkaian ruang peragaan disesuaikan dengan jenis dan fungsi
informasi Museum Geologi dimana setiap sudut peragaan disusun menurut
arah jarum jam.
Ruangan Peragaan Geologi Indonesia
Pada
ruangan ini diperagakan informasi tentang Geologi Indonesia, yang
diawali dengan peragaan asal pembentukan bumi sebagai dasar pembentukan
Geologi, termasuk Geologi Indonesia : tektonik lempeng, geologi lima
pulau besar di Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Irian
Jaya) serta kepulauan Maluku. Dunia batuan dan mineral, penyelidikan
geologi dan gunung api di Indonesia. Didalam Museum Geologi terdapat
beberapa sudut peragaan yaitu :
Sudut Peragaan Asal Pembentukan Bumi
Sudut Peragaan Tektonik Lempeng
Sudut Peragaan Geologi Kalimantan
Sudut Peragaan Geologi Sulawesi
Sudut Peragaan Geologi Jawa
Sudut Peragaan Geologi Maluku
Sudut Peragaan Geologi Irian Jaya(Papua)
Sudut Peragaan Dunia minrral dan batuan meliputi :
Jenis Batuan
Batuan Sedimen
Batuan Malihan (metamorf)
Batuan sediment terdiri atas :
Batuan Seedimen Klastik
Batuan Sedimen Kimia
Batuan Sedimen Organik
C. Peragaan Gunung Berapi
Gunung
api adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai
tempat keluarnya magma atau gas ke permukaan bumi. Diseluruh wilayah
Indonesia terdapat 129 gunung aktif ( ±13% dari gunung aktif dunia).
Semua
gunung api tersebut tersebut berada pada jalur tektonik yang memanjang
mulai dari Sumatera bagian utara menerus ke selatan bagian Jawa,
Nusa
Tenggara sampai laut Banda (sesuai penyusupan lempeng Indo Australia
kebawah lempeng Eurasia). Deretan ini dikenal sebagai jalur mediteran.
Kelompok Lainya terdapat di Sulawesi Utara dan Maluku (penyusupan
lempeng Pasifik kebawah lempeng Eurasia). Dideretan ini disebut jalur
lingkar Pasifik (Circum Pasifik).
Manfaat dan Bahaya Gunung Berapi
Gunung
berapi dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
karena letusannya yang dapat memuntahkan batuan aliran lahar dan lava
dari dalam perut bumi. Selain dapat menimbulkan malapetaka gunung api
dapat menjadi sumber kehidupan bagi umat manusia ditanah yang subur
untuk pertanian dan perkebunan, hutan lindung dan dapat menjadi panorama
yang indah. Panas bumi di daerah gunung api dapat dijadikan sumber daya
energi yang sangat bermanfaat untuk tenaga listrik. Begitu pula mineral
/ batuan yang dihasilkan merupakan bahan galian untuk pengembangan
industri.
D. Sejarah Singkat Kehidupan dan Perkembangan Kehidupan
Bumi
tempat kehidupan segenap makhluk hidup termasuk didalamnya manusia
telah berumur sangat tua lebih kurang 4,6 milyar (4.600.000.000) tahun
lalu ,melalui proses kondensasi nebula (pemadatan kabut).
Lahirnya
tata surya dimana matahari sebagai pusatnya dan bumi beserta
planet-planet lainnya sebagai anggota mengintarinya. Pada awal
pembentukan bumi masih berupa bola api yang seluruh permukaanya
diselimuti lautan api yang kita kenal sebagai magma.
Pada kurun
4,6-3,8 milyar tahun lalu, dapat dikatakan sebagai awal persiapan bumi
sebelum dihuni oleh makhluk hidup, karena pada kurun tersebut secara
bertahap bumi mengalami mengalami berbagai proses dalam rangka
pembentukan lapisan kulit bumi (litosfer), lapisan air (hidrosfer) dan
lapisan udara (atmosfer). Barulah pada sekitar 3,5 milyar tahun lalu,
kondisi belum siap menerima kehadiran kehidupan. Sejarah kehidupan
dimuka bumi diawali dengan kemunculan mikro-organisme bersel tunggal
yang sangat primitive dari dalam samudera yaitu sejenis bakteri dan
ganggang.
Kemudian 1 milyar tahun lalu, mulai muncul organisme bersel
banyak (eukaryotes can prokaryotes) yang terus mengalami perkembangan
cari masa ke masa. Selanjutnya kehidupan yang komplek dan nyata mulai
berkembang sejak 600 juta tahun lalu. Perkembangan tumbuhan dimulai dari
pterodophita (tumbuhan paku), gimnospermae (tumbuhan berujung) dan
terakhir angiospermae (tumbuhan berbunga), Sedangkan perkembangan hewan
dimulai dari invertebrata (hewan tak bertulang belakang) yang disusul
oleh vertebrata (hewan bertulang belakang) mulai dari ikan, amphibi,
reptilian, burung dan terakhir mamalia, sedangkan yang paling akhir
muncul dipermukaan bumi adalah manusia.
Perkembangan Kehidupan
Sejarah
kehidupan dimuka bumi ini tidak terlepas dari sejarah bumi itu sendiri.
Para ahli telah membagi urutan sejarah bumi dan kehidupannya dalam
skala waktu geologi yang dibedakan dalam pembagian skala besar hingga
skala kecil, mulai dari kurun masa jaman dan kala. Berdasarkan "ada" dan
belum "adanya" kehidupan yang nyata dibedakan menjadi dua kurun yaitu :
1. Kriptozoikum (kurun belum dijumpai kehidupan nyata)
2. Fanerozoikum (kurun sudah ada kehidupan nyata)
Kurun kriptozoikumdibedakan menjadi dua masa yaitu:
1. Arkeon / arkeozoikum (masa kehidupan purba )
2. Proterozoikum (masa kehidupan terdahulu)
Kurun fanerozoikum dibagi menjadi tiga masa yaitu :
1. Palezoikum (masa kehidupan nyata)
2. Mesozoikum (masa kehidupan tengah)
3. Kenozoikum (masa kehidupan baru)
Selanjutnya
tiap-tiap masa dapat dibagi lagi menjadi beberapa zaman dan tiap-tiap
zaman dapat dibagi lagi menjadi beberapa kala secara umum, kehidupan
diawali oleh organisme yang sederhana kemudian berkembang menjadi
organisme yang lebih kompleks. Perkembangan kehidupan dari zaman ke
zaman ( terlampir ). Tahapan paleozoikum dan mesozoikum dijelaskan dari
masa ke masa. Pada masa yang terdiri dari zaman tersier dan kuarter dari
kala ke kala.
Sudut Peragaan Prakambium dan Paleozoikum
Pada
masa arkeozoikum (masa kehidupan purba) 4.600.000.000-2.500.000.000
tahun lalu. Masa ini dibedakan menjadi dua tahap yaitu :
1. Masa
Priscoan atau Hadean (4,6-4 milyar tahun lalu) merupakan masa persiapan
bumi untuk dihuni oleh kehidupan dengan pembentukan lapisan litosfer dan
atmosfer.
2. Masa Arkeozoikum atau Arkean (4-2,5 milyar tahun lalu )
merupakan masa permunculan kehidupan paling primitive (purba) yang
bermula didalam samudera berupa mikro-organisme dari jenis bakteri dan
ganggang. Fosil tertua yang ditemukan adalah sromatolites dan ciano
bacteria.
Masa Proterozoikum (masa kehidupan awal)
2.500.000.000-540.000.000
tahun lalu masa proterozoikum / masa algon adalah masa perkembangan
kehidupan dari organisme bersel satu / tunggal menjadi sel banyak
(eukaryotes dan prokaryotes) seiring dengan perkembangan hidrosfer dan
atmosfer menjelang akhir masa ini. Organisme yang lebih komplek sejenis
inverterbra bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai
muncul di laut- laut dangkal dan bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil
sejati pertama. Fosil-fosil yang terkenal adalah stomatolit alga
(jacuthopython), cacing beruas (spriggina), cacing beludru
(halluagenia), cacing giling (dickinsonia) dan ubur-ubur (mawstonites).
Pada akhir masa pra-kambium benua-benua yang semula berpencar mulai
menyatu menjadi satu daratan yang dinamakan dengan samuderanya
"Panthalassa".
Kehidupan Awal
Adanya kehidupan awal /
purba dimuka bumi ini, dapat diketahui dari penemuan bukti-bukti
kehidupan masa lalu yang dikenal sebagai fosil merupakan sisa, bekas
atau jejak kehidupan masa lampau baik pertumbuhan hewan maupun manusia
yang telah terawetkan secara alamiah dan pada umumnya telah berubah
menjadi satu. Fosil tua yang ditemukan didalam batuan berumur sekitar
600 juta tahun lalu, namun sekarang diketahui bahwa kehidupan telah
muncul sekitar 3,5 milyar tahun lalu dan umur bumi masih cukup muda.
Kehidupan sangat sederhana yang muncul pertama kali di muka bumi adalah
mikro organisme bersel tunggal sejenis bakteri dan ganggang. Bukti
adanya kehidupan sangat primitive ini adalah ditemukannya fosil sejak
stromatolit hingga saat ini masih dapat dijumpai di pantai Laguna dan
sekitar Pulau Karang (atol).
Kepunahan Masa kedua Pada Akhir Zaman Kapur
Peristiwa
kepunahan besar-besaran tahap kedua yang terjadi pada akhir zaman kapur
(6,5 juta tahun lalu) merupakan tanda berakhinya masa
mesozoikum,sekaligus awal mula masa kenzoikum.Jenis-jenis kehidupan yang
punah meliputi : dinosurus, pterosaurus, ichthyosaurus, piesiosaurus
dan kelompok binatang moluska (amonit dan belemnite),serta sebagian
besar brakiopoda, teori yang menerangkan penyebab tentang kepunahan
missal ini banyak, diantaranya adalah teori tentang jatuhnya meteorit
raksasa yang membentur bumi dengan benturan dasyatnya. Benturan meteorit
itu menimbulkan panas dan kebakaran jadi ada penghasilan penguapan
besar-besaran yang mengakibatkan asap dan awan tebal. Awan tebal ini
menghalangi sinar matahari sehingga terjadi pendinginan global dan
penipisan oksigen yang mengakibatkan sebagian tumbuhan, hewan pemakan
tumbuhan dan hewan pemakan daging mati. Dinosaurus yang merupakan hewan
berdarah panas tidak mampu bertahan hidup pada iklim seperti itu,
akhirnya punah.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Dari laporan yang telah diterima dan disusun seperti diatas kami mengambil kesimpulan yang dimaksud sebagai berikut :
1.
Selama melaksanakan karya wisata penyusun mempunyai pengalaman yang
banyak dan dapat menjelaskan keadaan yang dikunjungi yakni Museum
Geologi Bandung.
2. Dalam melaksanakan karya wisata sangat baik, karena sesuai dengan perjanjian murid.
3. Mengenai karya wisata cukup baik, karena penulis dapat menikmati keindahan Museum Geologi dalam karya wisata.
4. Dengan melaksanakan karya wisata penulis dapat mengetahui sejarah Museum Geologi dan kota Bandung.
B. Saran –Saran
Dengan
terselesainya karya tulis ini penulis ingin mengemukakan beberapa saran
yang kiranya dapat berguna bagi adik-adik kelas VII, teman-teman kelas
VIII dan kakak kelas IX. Adapun saran penulis sebagai berikut :
1. Pada waktu melaksanakan karya wisata hendaknya mencatat hal penting yang ada di objek.
2. Tata tertib dalam karya wisata mohon ditingkatkan.
3. Sewaktu akan bepergian mintalah doa restu pada kedua orang tua.
Demikian saran dari penyusun semoga bermanfaat bagi adik-adik kelas, khususnya bagi yang melaksanakan widya wisata nanti.
C. Penutup
Dengan
terselesainya pembuatan karya tulis ini, penulis mengucapkan puji
syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini
dengan baik.
Penulis memahami bahwa kemampuan kami terbatas, sehingga
dalam penyusunan karya tulis ini banyak terjadi kekeliruan dan
kesalahan yang mungkin kami belum tahu.
Untuk itu, kami mengharap
dari para pembaca untuk menyempurnakan karya tulis ini yang sangat
sederhana dan penyampaian yang belum sempurna. Untuk itu kami minta
saran dan kritik anda yang mendorong ke arah yang lebih baik.
Dengan penuh harapan semoga laporan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pelajar pada umumnya.
Kami atas nama penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya yang telah membantu dalam menyusun karya tulis ini.
>
Makalah Tentang Museum Geologi Bandung
12.21 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar